Alfaatiha ayat 7(1)

 

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


sahabat TAUBI semua    ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ 

 

Bahasan berikutnya lanjutan QS1-7(2) yaitu " Alfaatiha ayat 7 bagian 1 ".

 

Ketahuilah bahwa apa yang tertulis pada laman #tausiyahqolbi ini membutuhkan penjelasan langsung dari seorang manusia hidup yang disebut Mursyid atau guru yang mengerti tentang zohir dan bathin. Maka wajib sudah bertemu manusia tersebut sebelum membaca materi ini. Baca Peringatan tentang laman TAUBI di SINI.

 

Pada surah Alfaatiha ini, Allah telah meletakkan hal tersirat yang sangat langka (sepertinya belum ada) dijelaskan oleh para ahli agama Islam. Kita lanjut bahasannya pada rukun Islam ke 3 yaitu PUASA.

 

Pada ayat ke 7 surah Alfaatiha pada bagian pertama yaitu " shirootollaziina an'amta 'alaihim " yang artinya " jalan orang-orang yang engkau (Allah) beri ni'mat (iman : ni'mat tertinggi) atas mereka  ". siapakah penerima ni'mat yang Allah maksud ?

 

Sebelum menjawab, mari kita telusuri tentang ayat ke 7 bagian 1 ini. Inilah bagian yang melambangkan tentang ibadah Puasa. Hal ini juga bersesuaian dengan HILAT 3 (silahkan baca) yang harinya adalah Selasa (Tsalatsa) dan sholatnya ashar (4 rakaat). Dari hubungan dengan hikmah sholat (HILAT) beserta rahasia yang ada pada hari selasa dan sholat ashar, maka insya Allah tahulah kita siapa yang Allah beri ni'mat.

 

Aktifitas ibadah puasa telah merangkum tentang interaksi manusia dengan Allah dan interaksi manusia secara sosial. Dimana menceritakan banyak hal ma'rifat (pengenalan) semua amanah dari Allah yang telah diberikan pada diri manusia berupa tenaga, kesehatan dan harta benda. Semua itu hanya dapat dikenal dengan cara melatih diri menahan lapar dan haus serta menjaga lisan dari kalimat tidak berguna.

 

Puasa dari kata bahasa Arab صَوْم ، صِيَام atau “ shaum , shiyam ” artinya adalah menahan diri dari aktifitas mulut (makan, minum & bicara) sesuai waktu tertentu. Perintah puasa ini termaktub pada Qur'an. Untuk membuat keseimbangan antara dunia dan akhirat, maka puasa diwajibkan selama 1 bulan saja dimana 11 bulan lainnya setiap muslim menggunakan mulut dengan sangat aktif.

 

Begitu besarnya peran mulut yang akan mempengaruhi perut, maka perlulah mendapatkan pelatihan. Apa saja yang dimakan/diminum akan mempengaruhi tubuh yang menerima manfaat makanan/minuman. Sedangkan kata-kata mulut dapat memberi pengaruh baik atau buruk tergantung dari apa yang disampaikan.  Semua itu adalah hakikat keilmuan nabi Musa AS (mulut) yang menjelaskan tentang iman, ni'mat tertinggi (hakikat nabi Ibrahim AS - dada).

 

Rukun Islam ke 3 ini saling berkaitan dengan 4 dan 5. Ini merupakan tingkatan manusia untuk menuju (mengenal) Tuhan. Maka dari itu harus dipahami mulai tingkatan terbawah (tingkat kebanyakan manusia) hingga tingkatan ke 3 ini (puasa).

 

Demikian bahasan ringan tentang rukun Islam ke 3 yaitu Puasa yang dalam surah Alfaatiha ayat 7 bagian 1. Dimana semua itu menggambarkan kisah nabi Musa AS yang bertugas menyeru pada umatnya tentang TUHAN yang maha gaib. Beliau mengerjakan latihan jasmani dan ruhani yang disebut "SULUK" selama 30 hari ditambah 10 hari (pembersihan).


Atas semua materi atau informasi pada laman TAUBI ini kepada Allah semua dikembalikan dan pastinya TIDAK MENGANDUNG KEBENARAN.

 

Wassalam

إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ‎

 

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ


No comments:
Write comments

Tausiyah Qolbi - TAUBI
Media informasi bersumber dari kisah perjalanan ruhani para hamba Allah
Mari membaca dengan bijak dan berdiskusi langsung dengan guru/mursyid

Perhatian !!!
Siapapun pembaca bertanggungjawab sendiri atas efek apapun dari setiap artikel TAUBI

Wassalam - الكزهدي





-----

🔺🔺 - Ke Atas