Dasar Islam - Faatiha 567

 

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


 

sahabat TAUBI semua    ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

 

Sesungguhnya Islam itu dibangun dengan 5 pondasi (baca riwayatnya di sini). Hal tentang pondasi Islam tersebut sudah termaktub (tertulis) secara tersirat pada ayat 5, 6 dan 7. 

Atas izin sang maha ilmu, akan kita bahas tentang hikmah dari ayat Faatiha 567 ini memperluas bahasan materi sebelumnya surah Alfaatiha dan ayat ke 7. Semoga Allah memberkahi dan meridhoi informasi ini.

 

Kita mulai pembahasan secara mundur (backward) : 765 

 

*Ayat 7 : baca dengan seksama di ayat ke 7

Ketahuilah bahwa hakikat dari ayat 7 ini adalah melaksanakan zakat. Ini sering disebut dalam Qur"an dan dalil lainnya, Tegakkan sholat dan laksanakan zakat (QS 2 ayat 43).

Zakat adalah mengeluarkan dari bagian diri kita yang dapat memberi manfaat, baik untuk diri maupun untuk makhluk lain.

 

Ayat 7 yang melambangkan zakat dibagi menjadi 3 bagian :

 

#bagian1 ( صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِم ) yaitu puasa, merupakan ni'mat tertinggi (iman) pada manusia. 

 

#bagian2 ( غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ ) yaitu zakat. Inilah yang mencegah marah Allah dengan mengeluarkan amanah (harta/ilmu) ke siapa yang membutuhkan sesuai aturan dalam Islam (fiqh).

 

#bagian3 ( وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ) yaitu haji. Ibadah dalam haji itu menunjukkan tentang adanya perjalanan (thoriqah) bathin yang sejalan dengan perjalanan zohir (badan/fisik) dan disebut seimbang. Jika tidak dicapai status "seimbang" maka disebut sesat (dhooolliin).

Mari kita bahas lebih jauh pada bagian 3 ini karena inilah posisi manusia paling banyak sebagaimana yang dimaksud pada surah alashr (sungguh manusia dalam keadaan merugi)

Mari kita sadari bersama bahwa sifat dasar manusia itu adalah lalai (baca peringatan bagi orang-orang lalai). Maka dari itu pantas dan normal bahwa manusia itu berada dalam keadaan/posisi sesat ketika hidup di dunia karena sifat dasar tersebut. Mari kita cermati hal berikut ini :

  • Saat di alam ruh, Tuhan berbicara kepada semua ruh (baca di QS 7 - Ala'raf 147). Adakah kita ingat moment tersebut ?

  • Saat di alam rahim, kita diberi ilmu/ketetapan tentang langkah, rezeki, pertemuan dan maut. Adakah kita ingat ?

  • Kisah nabi Adam AS yang diusir keluar dari surga karena lalai atas perintah larangan. Beliaulah manusia pertama, pelaku lalai pertama.

Sebagaimana nabi Adam AS yang pasangannya Hawa. Maka sifat lalai (ghoflah) itu pasangannya adalah ingat (zikr). Siapa yang sadar atas sifat dasar manusia ini maka itu adalah bagian dari rasa beriman oleh karenanya wajib melaksanakan zikr sebagai pasangan atau solusi dari lalai

Demikian hikmah ibadah haji yaitu mengimbangi lalai dengan ingat (zikr) kepada Allah sebagaimana pelajaran dalam ilmu/bab thoriqah. Ketahuilah bahwa sifat dasar (lalai) tidak bisa dicegah apalagi dihilangkan.

 

*Ayat 6 : اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ

Ayat ini melambangkan Sholat.

Sholat adalah media atau jalur ( الصِّرَاطَ ) manusia menuju Tuhan. Koneksitas antara yang dicipta kepada penciptanya. 

Pada kata tunjuki kami ( اِهْدِنَا ) sangat jelas bahwa kita dalam kondisi sesat. Masih belum sadarkah bahwa kita lalai ?

Lalu dipertegas dengan kata keterangan yang lurus/teratur/rutin ( الْمُسْتَقِيْمَ ). Inilah keterangan yang memperkuat bahwa perbuatan istiqomah (tetap/teratur) merupakan syarat untuk beroleh koneksitas kepada Tuhan terjadi.


*Ayat 5 : اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ

Ayat ini melambangkan Syahadatain.

Ayat ini dengan jelas menyatakan bahwa tujuan utama manusia hidup adalah menyembah ( نَعْبُدُ ). Dan caranya hanya satu yaitu minta tolong ( نَسْتَعِيْنُ ).

Pada ayat ini terdapat 1 kata berulang yaitu اِيَّاكَ (hanya kepada engkau ya Tuhan). Hal tersebut menunjukkan bahwa hanya, tiada yang lain. Dialah sang AHAD (esa). Itulah sebenar tujuan. 

 

#syahadatrobbani : اِيَّاكَ نَعْبُدُ

Dalam hal menyembah DIA, maka perlulah belajar ilmu menyembah untuk memahami lalu mengamalkannya. Maka perlu belajar tentang ilmu menyembah atau syahadat robbani yaitu 

اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ

Hal-hal yang perlu dipikirkan adalah :

- Apakah benar telah menjadi saksi / melihat Tuhan ?

- Tuhan itu maha gaib, benarkah ?

- Tidak kenal Tuhan, Apakah pantas mengaku beriman ? 


#syahadatmuhammadi : اِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ

Cara menyembah Tuhan hanya satu yaitu minta tolong. Ilmu meminta tolong juga perlu dipelajari. Seringan ringannya membiasakan diri mohon pertolongan kepada Allah setiap saat/detik. Bisakah ?

Maka untuk dapat mengetahui tentang ilmu minta tolong, maka kenalilah nama yang ada pada syahadat ke 2 ini :

وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

 

Hal yang terjadi saat ini pada kebanyakan manusia :

- Sudah merasa benar melaksanakan sholat.

- Syahadat itu hanya sebuah bacaan ikrar, bukan ilmu khusus.

- Iman kepada Allah tidak perlu KENAL kepada Allah.


Pertanyaan yang perlu direnungkan adalah :

Apakah Allah terima Sholat (dan ibadah lainnya) jika pelakunya tidak kenal kepada Allah (yang disembah)?

 

Mari sama kita bersegera untuk berhijrah dari tiada sadar bahwa diri ini LALAI dan mengimbangi dengan INGAT (zikr) kepada yang maha Ilmu.

 

Atas semua materi atau informasi pada laman TAUBI ini kepada Allah semua dikembalikan dan pastinya TIDAK MENGANDUNG KEBENARAN.

 
Wassalam


إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ‎ 

(dengar langsung dari mursyid untuk update materi ini 😊.... )


والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ

 

 

 

No comments:
Write comments

Tausiyah Qolbi - TAUBI
Media informasi bersumber dari kisah perjalanan ruhani para hamba Allah
Mari membaca dengan bijak dan berdiskusi langsung dengan guru/mursyid

Perhatian !!!
Siapapun pembaca bertanggungjawab sendiri atas efek apapun dari setiap artikel TAUBI

Wassalam - الكزهدي




-----

🔺🔺 - Ke Atas